@age_mavia

@age_mavia
MENJELAJAH UNTUK BERBAGI
Powered By Blogger

ALONEDIECTIVITWEET

Hak cipta dilindungi. Diberdayakan oleh Blogger.
On Kamis, 17 November 2011


Siapa yang tak kenal ALLAH? Tak kenal maka tak sayang loh.. Yuk kenalan, maksudnya mengenal dan mengetahui supaya kita lebih cinta. Prinsipnya: mengenal, mengetahui, memahami dan mencintai. Simak!


Makna Ma’rifatullah
*      Ma’rifatulah berasal dari kata Ma’rifah dan ALLAH. Ma’rifah artinya mengetahui, mengenal. Ma’rifatullah berarti mengenal ALLAH. Mengenal ALLAH bukan melalui zat ALLAH tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaran-Nya (ayat-ayat ALLAH).
Pentingnya Mengenal ALLAH
*      Seseorang yang mengenal ALLAH pasti akan tahu tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia diciptakan (QS.52:56) dan tidak tertipu oleh dunia. Sebaliknya orang yang tidak mengenal ALLAH akan menjalani hidupnya untuk dunia saja (QS.47:12).
*      Ma’rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus dipahami manusia (QS.6:122). Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Ma’rifatullah adalah ilmu yang tertinggi, sebab jika dipahami akan memberikan keyakinan mendalam. Memahami ma’rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang (QS.6:122).
*      Berilmu dengan ma’rifatullah sangat penting, karena:
·         Berhubungan dengan subjeknya, yaitu ALLAH
·         Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan.
ISLAM untuk Mengenal ALLAH
1.      Lewat Akal
*      Ayat kauniyah / ayat ALLAH di ala mini:
·         Fenomena Terjadinya Alam. Setiap sesuatu yang ada yang mengadakan, begitu pula alam semesta ini tentu ada yang menciptakan (QS.52:35).
·       Fenomena Kehendak yang Tinggi. Bila kita perhatikan alam ini, kita akan menemukan bahwa alam ini tersusun dengan rapihnya  hal ini menunjukkan bahwa di sana pasti ada kehendak yang agung yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Pintar dan Bijaksana (QS.67:3). Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam terdapat ayat-ayat ALLAH bagi orang-orang yang berakal (QS.3:190).
·         Fenomena kehidupan  (QS.24:45). Kehidupan berbagai makhluk di atas bumi ini menunjujkkan bahwa ada dzat yang menciptakan, membentuk, menentukan rizkinya dan meniupkan ruh kehidupan pada dirinya (QS.29:20, QS.21:30). Bagaimana pun pintarnya manusia,tak akansanggup menciptakan seekor lalat pun (QS.22:73-74, QS.46:4).
·         Fenomena petunjuk dan ilham (QS.20:50). Ketika mempelajari alam semesta ini kita akan melihat suatu petunjuk yang sempurna, dari yang sekecil-kecilnya sampai sebesar-besarnya. Dari sebuah akar tumbuhan yang mencari air ke dasar bumi, hingga perjalanan tat surya ini menunjukkan bahwa ada zat yang memberi hidayah (petunjuk) dan Al-Qur’an menerangkan bahwa ia adalah ALLAH Yang Menciptakan lalumemberi hidayah.
·       Fenomena pengabulan do’a (QS.6:63). Hal yang logis bila seseorangketika menghadapi bahaya pasti menghadap ALLAh dan berdo’a, walaupun ia orang kafir / musyrik (QS.17:67, QS.10:22-23, QS.6:63-64).   
*      Ayat Qur’aniyah / ayat ALLAH di dalam Al-Qur’an:
·         Keindahan Al-Qur’an (QS.2:23)
·         Pemberitahuan tentang umat yang lampau (QS.9:70)
·         Pemberitahuan
2.      Lewat Memahami Asma’ul Husna
*      ALLAH sebagai Al-Khaliq (QS.40:62)
*      ALLAH sebagai Pemberi Rizqi (QS.3:53, QS.11:6)
*      ALLAH sebagai Pemilik (QS.2:284)
*      Dan lain-lain (QS.59:22-24)

Hal-hal yang menghalangi Ma’rifatullah
v  Kesombongan (QS.7:146, QS.25:21). Sebagaimana lazimnya orang yang sombong yang tidak mau mengenal sesamanya, begitu pula manusia yang sombong terhadap Rabbnya, yang enggan berhubungan deengan-Nya.
v  Zalim (QS.4:153). Perbuatan dzalim yang besar, menyebabkan ALLAH mengunci hati manusia. Padahallewat hati inilah ALLAH memberikan hidayah-Nya, sedangkan awal hidayah seseorang ialah mengenal hakikat-Nya lagi.
v  Bersandar pada panca indera (QS.2:55). Mereka tidak beriman kepada ALLAH dengan dalih tidak bias melihat ALLAH, padahal banyak sesuatu yang tidak bias mereka lihat, tapi mereka yakin keberadaannya sseperti gaya gravitasi bumi, arus listrik, akal pikiran dan sebagainya.
v  Dusta (QS.7:716). Lazimnya seseorang yang dusta yang tidak sama antara hati dan ucapannya serta perbuatannya. Begitu pula manusia yang berdusta pada ALLAH. Sebenarnya hati mengakui keberadaan ALLAH,namun hawa nafsunya menolak dan mengajaknya berdusta.
v  Membatalkan janji dengan ALLAH (QS.2:26-27)
v  Lalai (QS.22:1-3)
v  Banyak berbuat maksiat. Satu perbuatan maksiat bagaikan titik noda hitam yang mengotori hati manusia. Bila manusia bangyak berbuat maksiat sedangkan ia tidak bertaubat, niscaya hati tersebutakan tertutup noda-noda hitam hingga menghalangi masuknya hidayah ALLAH.
v  Ragu-ragu (QS.6:109-110).
Semua sifat di atas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada ALLAH yang harus dibersihkan dari hati. Sebab, kekafiranlah yang menyebabkan ALLAH mengunci hati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa mereka di neraka (QS.2:6-7).



KESIMPULAN
Ma’rifatullah artinya Mengenal ALLAH, bukan melalui zat ALLAH tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaran-Nya.
Berilmu dengan Ma’rifatullah sangat penting karena Berhubungan dengan subjeknya, yaitu ALLAH dan Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
Manfaat Ma’rifatullah diantaranya seseorang dapat mengetahui tujuan hidupnya di dunia dan memberikan keyakinan yang mendalam.
Islam Mengenal ALLAH lewat akal dan lewat  memahami asma’ul husna.
Yang menghalangi Ma’rifatullah diantaranya adalah kesombongan, zalim, bersandar pada panca indera, dusta, membatalkan janji dengan ALLAH, lalai, banyak berbuat maksiat dan ragu-ragu.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments